Profil Tenun Troso Jepara - Tenun troso merupakan kerajinan tangan yang sangat khas dari kabupaten jepara tepatnya di desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara
Tenun Troso merupakan sentra kerajinan Tenun Ikat dan boleh dikatakan merupakan salah satu dari sekian banyak kerajinan dijepara menjadi produk unggulan Kabupaten Jepara setelah industri mebel.
Motif khas Tenun Troso yaitu bernuansa etnis, tradisional, klasik, disamping motif kontemporer modern.
Produk Tenun troso yang dihasilkan antara lain Kain Sutra, Blangket, Sarung, Sajadah, Bed Cover, Kain, bahan Baju dan Rok), Place met, Taplak Meja dan produk-produk tenun menarik lainnya.
Profil Tenun Troso Jepara |
Setelah Tenun Troso berkembang serta menjanjikan prospek yang cerah bagi para pengerajin dan pengusaha, Tenun kemudian bukan hanya menjadi monopoli masyarakat Desa Troso, tetapi juga mulai merambah desa sekitarnya, yaitu Desa Sowan Lor dan Desa Pecangaan Kulon.
Hal tersebut berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat karena produksi bahan sandang ini semakin meningkat. Apalagi masuknya inovasi baru berupa desain-desain baru dari perancang mode yang mudah diserap oleh para pengrajin, membuat Tenun Troso melejit mengungguli tenun ikat daerah lain.
Perkembangan industri tenun ini telah mencapai 238 unit usaha dan meyerap tenaga keja sebanyak 4.210 orang pada tahun 2005 dengan nilai investasi lebih dari Rp. 1 Milyar. Produksi hingga saat ini telah mencapai sekitar Rp. 54,5 Milyar.
Industri tenun troso ini menghabiskan bahan baku sekitar 1.326 ton per tahun dengan nilai bahan baku sekitar Rp. 65,2 Milyar. Bahan baku yang sering dipakai antara lain katun, viskos, sutra alam, serat nanas, rayon,pewarna, rafia. Permasalahan saat ini adalah terbatasnya ketersediaan bahan baku terutama sutra alam.
Desa Troso ini sendiri ini terletak sekitar 15 Km arah Tenggara Kota Jepara. Banyaknya pengerajin yang berkebang saat ini menjadikan Troso semakin dikenal luas sebagai clastre home industry kain ATBM (alat tenun bukan mesin).
Keterampilan membuat Tenun Ikat Troso sudah dimiliki oleh warga Desa Troso sejak tahun 1935, jauh sebelum kemerdekaan RI. Bermula dari alat Tenun Gedog warisan turun-temurun kemudian sekitar tahun 1943 mulai berkembang alat Tenun Pancal dan kemudian pada tahun 1946 beralih menjadi Alat Tenun Bukan Mesin (ATMB) hingga sekarang.
Sesuai dengan perkembangan pasar, permintaan terhadap produk Tenun Ikat Troso pun semakin berkembang mengikuti permintaan konsumen yang mulai menjamah seluruh indonesia bahkan mancanegara.
PENTING!!!
Redaksi hanya memuat berita kiriman dari pembaca, selengkapnya baca Disclaimer
Artikel diatas belum sempurna, Jika anda adalah pemilik tempat, bisnis, usaha ingin menambahkan atau koreksi silahkan kirim ke Kirim Tulisan
EmoticonEmoticon